Catatan tentang penyakit demam dengue

Catatan pertama tentang penyakit demam dengue ditemukan dalam buku ensiklopedia kedokteran kuno China pada dinasti Jin (265 – 420 SM) yang dikaitkan dengan “keracunan air” dan serangga. Dan epidemi pertama penyakit demam dengue yang serentak terjadi di Asia, Afrika dan Amerika Utara ini resmi dicatat pada tahun 1780an. Kasus pertama dilaporkan oleh Benyamin Rush yang memberi nama penyakit ini “breakbone fever” karena disebabkan oleh gejalah nyeri hebat otot dan nyeri sendi hebat.

Asal muasal kata “dengue” ini dari bahasa Swahili “ka-dinga pepo” yang berarti “kejang yang disebabkan roh jahat”, yang kemudian kata “dinga”diucapkan oleh orang Spanyol menjadi “dengue” yang berarti kurang lebih “sulit untuk disenangkan”,karena gejalah penyakitnya ini. http://www.denguevirusnet.com

Penyakit ini dikenal sejak awal tahun 1960 an di Indonesia, dan saat itu penyakit baru akan merebak bila sudah dimusim hujan atau beberapa saat setelah musim hujan berlalu, ini karena nyamuk Aedes Aegypti yang sebagai vektor atau alat penyebar virus penyakit dengue biasanya bertelor dan menetaskan telor menjadi jentik larva nyamuk di genangan air yang bersih, seperti bekas hujan yang tertampung dalam pot bunga diemperan rumah, timbunan botol dan kaleng kosong atau ban bekas atau juga kubangan tanah di sekitar rumah dan pemukiman penduduk.

Namun sejak tahun 1980an pola penyebaran penyakit dan insiden penyakit demam berdarah ini sudah mulai berubah, sekarang kita tidak saja mendapatkan penderita pada musim hujan atau penghujung musim hujan, namun di sepanjang tahun kita bisa mendapatkan kasus penderita penyakit demam berdarah dengue ini.

Bahkan ada anekdot yang mengatakan bahwa penyakit demam berdarah dengue ini adalah penyakit demokratis, karena tidak memandang status sosial ekonomi penderitanya, juga tidak memandang jenis kelamain calon korbannya dan usianya, yag artinya kira-kira yaitu semua orang, baik dia kaya ataupun miskin, lelaki ataupun wanita, anak kecila ataupun orang tua, semuanya mempunya kemungkinan dan kesempatan untuk mendapat serangan virus demam berdarah dengue dan menjadi sakit demam berdarah dengue.

Hal lain yang sangat menakutkan adalah, angka kesakitan yang tinggi dan juga dibarengi dengan angka kematiannya juga sangat tinggi, pada waktu tahun 1960 – 1980 an, angka kematian akibat penyakit demam berdarah dengue hampir melebihi 60%, yang artinya bila ada 100 orang yang menderita penyakit demam berdarah dengue, maka kira-kira yang akan meninggal akibat komplikasi penyakit demam berdarah dengue ini adalah sebanyak 60 orang !

Dengan semakin berkembangnya pengetahuan kedokteran tentang sifat dan tabiat virus penyebab penyakit demam berdarah dengue, cara penyebaran viirus ini oleh alat penyebar atau vektor nyamuk Aedes Aegypti, dan cara-cara kita bisa membrantas nyamuk ini ditempat pemukiman penduduk, dengan gerakan Tiga M; yaitu menguras bak mandi atau tempat penampungan air, minimal 2 -3 kali seminggu, menutup tempat penampungan air bersih, seperti tempayan dan kendi-kendi air, dan mengubur wadah kosong, kaleng kosong dan ban bekas yang berserakan dihalaman rumah, yang dipropagandakan dengan gencar oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia, dan juga pakar kesehatan dirumah sakit yang semakin berpengalaman menanggulagi penyakit dan komplikasi yang diderita oleh para korban penyakit demam berdarah dengue, maka sejak saat itu angka kematian akibat penyakit demam berdarah dengue dan komplikasinya mulai menurun dengan sangat drastis, dan sekarang telah mendekati angka kematian sekitar o,89% pada tahun 2009 dan 0,93% dari total kasus penyakit demam berdarah dengue spada tahun 2010 di Indonesia.

Berikut ini beberapa data epidemiologi Hit Nyamuk penyakit demam berdarah dengue di Indonesia yang dilaporkan ke Badan Kesehatan Dunia :

Saat ini jumlah kasus demam berdarah dengue diseluruh dunia, ada sekitar 50 juta kasus, dan 75% dari jumlah itu, sekitar 37 juta penderita berasal dari Region Asia Tenggara.

Saat ini penyakit demam berdarah dengue telah menjadi endemik (bisa didapatkan) dihampir 50 negara didunia, termasuk Florida Amerika Serikat.

Angka kejadian penyakit /Incidence rate di Indonesia pada tahun 2009 sebanyak 66.83%, dan pada tahun 2010 menjadi 34,29%

Sedangkan jumlah kasus total yang terjadi di Indonesia pada tahun 2009 sebanyak 156,052 orang dan pada tahun 2010 sedikt menurun menjadi 80,065 orang.

Situation Update of Dengue in WHO’s SEA Region 2010

www.searo.who.int/LinkFiles/Dengue_Dengue_update_SEA_2010.pdf

Untuk kita katahui saja, bahwa hingga detik ini, belum ada obat-obatan yang dapat dipakai untuk mengobati penyakit demam berdarah dengue, dan hingga saat ini yang dilakukan dirumah-rumah sakit diseluruh dunia, hanya tindakan pengobatan yang bersifat supportif, artinya kita hanya menunjang sipenderita dengan memberikan obat-obatan yang mangatasi gejalah penyakit demam berdarah dengue saja atau pengobatan simtomatik, misalnya obat anti piretik untuk menurunkan panas tubuhnya, memberi cairan infus untuk mengatasi kebocoran plasma darah sipenderita untuk mengcegah juga mengatasi shok yang akan terjadi setiap saat dan bisa mematikan penderita. Selebihnya tergantung daya tahan sipenderita dan kemampuan sistim imunologi tubuhnya untuk mengatasi semua ini, dan perawatan yang intensif.

Meskipun kita telah banyak mengalami kemajuan dalam tata laksana utuk perawatan penderita penyakit demam berdarah dengue, namun demikan penyakit demam berdarah dengue ini belum selesai, masih merupakan ancaman yang sangat potensial bagi kesehatan penduduk Indonesia dari segala usia dan golongan, ingat anekdot diawal pembahasan kita, bahwa penyakit demam berdarah dengue adalah penyait demokratis. Ancaman ini akan menjadi beban yang sangat besar bagi pemerintah Indonesia, karena untuk menanggulanginya diperlukan dana, sarana dan prasarana yang tidak sedikit , yang semua ini berarti anggaran belanja negara yang vital dan mahal. Cegah Demam Berdarah dengan hit obat nyamuk

Ternyata penyakit demam berdarah dengue juga ditemukan dibelahan dunia lain, misalnya di Amerika Latin, seperti Brazil, Meksiko, juga dinegara Asia seperti di India, Pakistan dan Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia, Viet Nam, Muangthai, Philipina. Hal ini sangat menguras anggaran dan mempengaruhi sumber daya manusia negara-negara tersebut.

Lalu orang akan bertanya kalau tidak ada obat yang ampuh untuk mengatasi dan mengobati penderita sakit demam berdarah dengue, kenapa tidak dibuat vaksin utuk mencegah penyakit demam berdarah dengue yang sangat fatal dan mematikan ini ?

Ternyata memang para ilmuwan tidak tinggal diam saja, kita bisa melihat banyak catatan ilmiah kedokteran berkaitan dengan usaha penelitian tentang penyakit demam berdarah dengue, apa penyebab penyakit ini, pengobaatan apa yang baik untuk mengatasi gejalahnya dan sampai penlitian untuk membuat vaksin anti penyakit demam berdarah dengue.

Proses penelitian dan pengembangan vaksin demam berdarah dengue ini memang tidak mudah, pertama karena virus penyebab penyakit demam berdarah dengue ini terdiri dari 4 jenis virus dengue, yaitu DENV1, DENV2, DENV3 dan DENV4, infeksi dengan salah satu jenis virus demam berdarah dengue atau infeksi sekaligus oleh ke empat jenis virus bisa manifestasi menjadi penyakit demam berdarah dengue, sehingga vaksin yang dibuat harus bisa melawan dan menetralisir efek ke empat jenis virus demam berdarah dengue ini.

Kalau vaksin hanya efektif terhadap salah satu jenis virus demam berdarah dengue saja, maka jika terjadi infeksi dengan jenis virus demam berdarah dengue yang lain, akan menyebabkan reaksi dan penyakit demam berdarah dengue ini lebih hebat dan serius, ini yang disebut Antibody-Dependent Enhancement. Juga tidak ditemukan adannya reaksi proteksi imunologi silang/cross immunity antara 1 jenis vaskin terhadap ke empat jenis virus demam berdarah dengue.

Hal kedua yang membuat penelitian dan pengembangan vaksin anti nyamuk demam berdarah dengue tidak mudah adalah karena tidak adanya “animal model” atau sample binatang yang tepat untuk penelitian reaksi sistim imunologi tubuh terhadap infeksi virus demam berdarah dengue.

Konsekuensinya adalah pencegahan penyakit demam berdarah dengue baru akan berhasil dan menjadi efektif adalah bila kita telah mempunyai vaksin yang efektif terhadap ke empat jenis virus penyebab penyakit demam berdarah dengue, bukan hanya terhadap salah satu jenis virus penyebab penyakit demam berdarah dengue.

Penelitian vaksin ini telah dimulai sejak tahun 1940an, saat itu sedang terjadi Perang Dunia ke 2, juga melibatkan belahan bumi Asia dan Asia Tenggara, dan penyakit demam berdarah dengue ini, selain penyakit malaria, menjadi masalah dan perhatian bagi tentara Amerika Serikat yang sedang berperang di daerah Asia Pacific seperti di Philipine, Indo China dan daratan China.

Penelitian ini dilakukan oleh Water Reed Army Medical Center sejak tahun 1940 atau lebih awal hingga saat ini, kemudian setejah perang dunia selesai, maka Universitas Mahidol di Muang Thai juga melakukan penelitian tentang vaksin anti demam berdarah dengue ini sejak tahun 1980an hingga saat ini juga, banyak hasil penelitian yang berharga telah mereka peroleh.

Kesulitan yang dihadapi ilmuwan pada saat itu adalah bagaimana menggabungkan ke empat vaksin anti virus demam berdarah dengue ini.

Bahwa setelah mendapatkan vaksin yang efektif terhadap masing-masing jenis virus yaitu anti DENV1, DENV2, DENV3 dan DENV4, tetapi saat menggabungkan ke empat vaksin ini menjadi satu vaksin kombinasi, timbul masalah baru yang harus diselesaikan.

Karena begitu digabungkan menjadi vaksin kombinasi anti virus demam berdarah dengue, maka hasilnya mengecewakan, karena terjadi efek netralisasi antara vaksin anti yang satu terhadap yang lain. Atau dengan kata lain, untuk menghindarkan efek antagonist antara vaksin ini, kita harus menyuntikkan 4 jenis vaksin anti DENV secara terpisah untuk mendapatkan efek proteksi yang juga belum diketahui dengan jelas dan pasti.

Sementara itu, beberapa perusahaan pembuat vaksin juga tidak ketinggalan dalam usaha mencari vaksin anti penyakit demam berdarah dengue yang efektif dan aman, misalnya Glaxo Smith Klein dari Inggris, Sanofi Pasteur dari Prancis, dan beberapa perusahaan lain di Eropa dan Amerika.

Penelitian ini mengalami perkembangan yang cukup pesat setelah ilmuwan berhasil menemukan tehnologi “Chimerisasi” yang menggabungkan faktor genetik virus Yellow Fever atau Demam Kuning dengan faktor genetik virus demam berdarah dengue DENV1, DENV2, DENV3 dan DENV4.

Dan virus Demam Kuning ini adalah berasal dari satu golongan dengan virus demam berdarah dengue, yaitu dari famili flavivirus.

Tujuan penggabungan faktor genetik kedua jenis virus yang menyebabkan dua jenis penyakit yang berbeda, adalah untuk menghilangkan efek saling netralisasi atau efek antagonist antara vaksin anti DENV1, DENV2, DENV3 dan DENV4, sehingga ke empat jenis vaksin ini bisa digabung menjadi satu vaksin kombinasi atau Tetra Valent Dengue Vaccine, namun tetap efektif bisa dipergunakan untuk melawan penyakit demam berdarah dengue yang mematikan ini.

Saat ini, telah ditemukan vaksin anti demam berdarah dengue oleh sebuah perusahaan pembuat vaksin Eropa, dan sedang dilakukan uji klinik berskala besar di beberapa negara endemis penyakit demam berdarah dengue, misalnya di Meksiko, Brazil, Puerto Rico, Juga di Asia Teggara seperti di Philipina, Thailand, Viet Nam, Malaysia dan juga Indonesia.

Di Indonesia, uji klinik phase III ini melibatkan beberapa pusat penelitian di universitas yang bergengsi, yaitu Pusat Penelitian di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta, Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung, dan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Bali. Total jumlah subjek untuk penelitian vaksin anti demam berdarah dengue ini adalah sekitar 12,000 anak yang tersebar di seluruh pusat penelitian vaksin ini di 5 negara Asean yang disebutkan diatas.

Uji klinik ini sudah berjalan sejak tahun 2008 dan beberapa negara telah merampungkan uji klinik yang terdiri dari beberapa phase ini, sudah banyak hasil ilmiah yang telah dipublikasikan dengan penemuan yang menjanjikan.

Sedangkan uji klinik di beberapa negara Asean, seprti yang dikatakan diatas ini telah dimulai pada tahun 2009 yang akan berakhir setelah tahun 2016.

Setelah masa itu, maka kita sudah akan mempunyai vaksin yang efektif dan cukup aman untuk dipergunakan bagi penduduk Indonesia untuk melawan penyakit demam berdarah dengue yang telah lama menjadi momok bagi setiap keluarga.

Semoga proses penelitian yang sedang berlangsung ini akan diseleasaikan dengan baik dan tepat waktu seperti yang telah direncanakan bersama oleh para peneliti dari Indonesia, dan segera bisa dimasukkan ke dalam daftar imunisasi Departemen Kesehatan Republik Indonesia yang dinantikan, tentu dengan harga yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat Indonesia.

Leave a comment